Selasa, 25 Oktober 2016

?

lambat tahun dunia semakin tak terbatas, hal-hal yang orang lain tak perlu tahu namun di umbar bebas sehingga menjadi viral yang menjadi konsumsi bebas, maka nantinya ketidaktahuan adalah hal langka. adapula jika kita mampu mencapai realitas kepopuleran seolah-olah menjadi sebuah rasa yg membahagiakan walau sebenarnya hati ini kering dan sepi dalam kesendirian.

mungkin, lambat tahun pula realita bukan lagi tempat kita untuk berpijak dalam ber sosial secara nyata, bisa jadi hanya media saling sapa tanpa menyentuh relung jiwa, tanpa menyentuh hati.

siapa kita?

Bila dilihat dari biografi orang-orang besar dan tokoh-tokoh intelektual dunia yg pernah ku baca bawah ternyata mereka orang2 hebat tidak lahir dari kehidupan yg diwarnai dengan kegalauan, bermalas-malasan, dan keputus asaan. bahkan tak sedikit dari mereka lahir dari kehidupan yg sederhana, tertindas dan terbatas .

Ibnu sina misal, bisa kita lihat bagaimana kiprah ny sejak kecil hidup nya tidak jauh-jauh dari genggaman "kitab", kebiasan "membaca" mengasah otak dan pemikirannya hingga bisa menemukan ilmu praktik dan teori kedokteran. sampailah ia dijuluki sebagai bapak kedokteran di usia yg ke 18 Tahun.

contoh lain badiuzaman said nursi, buya hamka dan natsir. Satu tokoh pendidikan turki di masa mustafa kemal atarturk , dan 2 tokoh indonesia , walau mereka hidup dari penjara ke penjara namun karya nya tak terpenjara bahkan bisa kita kenang dan kita nikmati saat ini. Begitu pun masih banyak tokoh intelektual lain.

Lalu bagaiamana dengan kita?

Karena Memang Hanya ada 2 pilihan yg bisa kita pilih , menjadi orang terkenang atau menjadi orang yg terlupakan. iya, Itu lah hidup.

Ikhlas dan Sabar

Nabi ibrahim as bapak tauhid kita telah mengajarkan teladan tentang arti ikhlas, singkat cerita ketika Tuhan menguji ibrahim untuk mengorbankan anak semata wayang nya yaitu nabi ismail as agar disembelih untuk di qurban kan, namun dengan dasar atas ketaqwaan ibrahim ia pun mempasrahkan anaknya untuk di serahkan kepada Allah. bayangkan anak satu-satu nya yg telah dibesarkan selama ini kemudian setelah dewasa di minta oleh Allah untuk di qurban kan, bapak siapa yg akan menerima begitu saja agar anaknya disembelih ? 

Namun tidak bagi ibrahim, baginya tidak ada yg bisa menghalangi ketakwaan nya kepada Tuhan.
memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Keteladanan dan ketakwaan ibrahim Kemudian mengalir di darah ismail As anak semata wayang nya, dengan dasar ketakwaan dan kepatuhan nya kepada Tuhan dan bapaknya beliau pun mengajarkan kita tentang ilmu sabar, sabar melaksanakan perintah dan sabar di tengah ujian.

Ikhlas dan sabar telah di teladankan oleh ibrahim dan ismail, maka ibadah qurban yg dirayakan pertahun telah bertahun-tahun adalah simbolisme pengorbanan. Jadi "Qurban" makna nya bukan hanya soal memberi dalam materi namun meningkatkan takwa dengan dasar keikhlasan dan balutan kesabaran.

KARENA Ikhlas adalah dasar pertama dalam berkorban dan sabar adalah penopang utama dalam pengorbanan.

Selamat idhul adha 1437 H.

Pemimpin

"Santun dan keteladanan" adalah sifat yg seharusnya melekat dalam jiwa setiap pemimpin. karena pemimpin bukan hanya tentang jabatan , jabatan hanya soal posisi sedangkan kepemimpinan adalah soal kontribusi.

Bila kita perlu contoh maka Baginda Nabi Muhammad Saw adalah contoh pemimpin yg tiada tanding. Jiwa kepemimpinannya ter asah sejak kecil , Agama islam yg ber awal dari hanya segelintir orang sampai tersebar di seluruh penjuru dunia adalah bukti soal kiprah kesuksesan beliau sebagai nabi dan pemimpin islam (ulama dan umaro).

Kontribusi nya, kesederhanaan nya dan strategi nya adalah teladan, terutama tentang karakter dan sifat yg melekat dalam diri nya; sifat sidiq (jujur), amanah (tanggung jawab), fatimah (cerdas), tabligh (mebyampaiakan) serta sifat kejujuran nya (Al-Amiin) menjadi modal dan kunci keberhasilan dawah dan kepemimpinan nya.

Pemimpin adalah pengaruh, dan memperngaruhi adalah seni kepemimpinan , sedangkan suri tauladan adalah cara dan proses menggapai kepemimpinan. Maka ini adalah kunci modal utama yg wajib dimiliki, karena pemimpin adalah panutan bukan pengobral kedustaanral kedustaan

Catatan Perjalanan

Bangsa yunani dalam mitologi nya menempatkan manusia sebagai makhluk bodoh, karena kebodohannya manusia membutuhkan dewa untuk menuntun nya menuju kecerdasan.

Sedangkan filsafat kontemporer barat menetapkan manusia sebagai bagian dari unsur mekanisme hidup, yg karenanya Manusia hanya sebagai pelengkap kehidupan.

Sedangkan kaum nasrani menganggap bahwa manusia merupakan makhluk yg lemah dan berlumur dosa sehingga karenanya membutuhkan Tuhan untuk menebus dosa-dosa manusia.

Sesungguhnya Manusia adalah makhluk merdeka, gelar Khalifah di bumi menjadikan manusia lebih mulia dan terhormat, begitu kata islam.

Islam agama yg sempurna, mendefinisikan manusia dan mengangkatnya begitu mulia.
Bahkan, makhluk lain pun enggan menerima amanah Nya karena begitu berat memikulnya.
Manusia adalah makhluk yg diberi keistimewaan oleh Tuhan. diberi kelebihan dalam penciptaan, diberi kemuliaan dalam kedudukan.

Kata Allah dalam kitab suci bahwa untuk menjadi manusia yg sempurna agar kita meraih kehidupan bahagia serta haqiqi maka bisa kita lakukan dengan cara terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Nya, salah satunya dengan meneguhkan sabar dan terus bersyukur.
Karena pada Nya kita berasal dan kepada Nya pula kita kan kembali.

Catatan perjalanan,
Malam Ahad Surakarta, 15 Oktober 2016
Kaum santri sebagai bagian dari masyarakat Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia.

Resolusi jihad oktober 1945 adalah bentuk perlawanan kaum santri atas segala macam tekanan dan penindasan kolonialisme yg terjadi pada saat itu di segala penjuru tanah air.

Sejarah telah membuktikan bahwa Spirit santri adalah Spirit perlawanan dan spirit perjuangan.
kini perlawanan santri bukan lagi tentang perjuangan fisik melawan musuh-musuh nyata tapi tantangan santri adalah tentang revolusi santri untuk bisa beradaptasi melawan entitas-entitas musuh tak kasat mata di dalam perubahan zaman..

Selamat Hari santri Nasional, 22 Oktober 2016