Selasa, 01 September 2015

Rindu Peradaban Gemilang

Oleh : Azmi Al Amien (Aktivis Pelajar Islam Indonesia Jawa Tengah)


Secara umum Peradaban adalah segala bentuk tatanan kehidupan yang di dalamnya ada kultur, tradisi, pemerintahan, dan segala gaya kehidupan yang menjadi pedoman para penghuni kehidupan. Membahas tentang peradaban memang menarik untuk kita cermati dan kita ikuti, yang selanjutnya bisa kita rekontruksi dan  kita bangun untuk membentuk peradaban yang gemilang seperti apa yang pernah kita rindukan sejak dulu.

Kalau kita perhatikan Kehidupan yang sedang kita jalani saat ini adalah kehidupan yang sedang di kuasai oleh orang-orang barat, atau banyak yang mengistilahkan bahwa kehidupan kita saat ini dikendalikan oleh peradaban barat.

Salah satu cirinya adalah kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. bisa kita lihat serta kita nikmati saat ini segala bentuk teknologi modern dan mutakhir adalah kebanyakan di buat atau di produksi oleh orang-orang  barat, kita adalah kaum konsumtif yang hanya menikmati hasil produksi bangsa barat. oleh karena itu  ketika barat pernah mengalami fase kegelapan maka saat inilah barat sedang dalam proses fase kegemilanganya. Dan islam terpuruk,  justru sebaliknya islam ingin belajar dari barat, lantaran kemajuan bangsa-bangsa barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradabanya.

seperti hukum rimba Siapa yang berkuasa dia yang memegang kendali seperti itulah kurang lebih kehidupan manusia di setting oleh orang-orang barat saat ini. dimulai sejak runtuhnya kepemimpinan islam  turki utsmani peradaban barat mulai menunjukan aksi –nya untuk merubah segala bentuk tatanan peradaban islam yang dulu pernah berjaya agar kemudian hancur dan tak tersisa. Dan saaat ini peradaban islam telah runtuh dan kafir telah menguasai peradabanya.

sampai kapan kita di perdaya oleh orang-orang barat/kafir?
Sampai kita berjumpa kematian! karena sangat jelas termaktub dalam Al Quran bahwa  orang-orang kafir akan terus menghantui  sampai kita mengikuti mereka. Artinya sampai kiamat pun mereka tak akan berhenti untuk mengusik dan memusuhi kita.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
(QS. Al Baqara (2) : 120)

siapa yang bisa menjadi negara adidaya dialah pemegang kendali segala kehidupan di dunia itulah hukum saat ini. ketika saat ini amerika sedang menjadi negara adikuasa maka segala bentuk apa yang ada di amerika menjadi kiblat di seluruh penjuru dunia. Baik itu kiblat  budaya, kiblat ekonomi, politik dan segala bentuk kehidupan yang ada di dalamnya bagi negara-negara yang takhluk dibawah kekuasaanya. Tak melihat nilai kultur secara substansial Itu baik atau tidak, itu buruk atau tidak, itu menjadi menjadi fenomena penilaian nomer sekian bagi kita orang yang awam  saat ini. yang penting budaya barat menjadi idola dan kita bangga mengkonsumsi budaya-budaya barat, begitulah kata orang-orang saat ini. Uuh..

ditambah lagi pengaruh budaya barat yang mencoba mengakulturasikan terhadap kebudayaan yang ada di setiap negara, salah satunya negara kita. Maka secara tidak langsung nilai-nilai budaya islam yang ada dan telah merasuk sejak lama dalam budaya kita semakin tergerus dan hilang dengan sendirinya ditinggal oleh para kaum konsumtif peradaban barat. Kehidupan barat yang kapitalis telah membesarkan pemikiran-pemikiran pragmatis kepada para penduduk di negara ini. Kuncinya dimulai dari arah berfikir kemudian teraplikasikan terhadap perilaku dan tingkah laku manusia, sehingga gaya kehidupan manusia terbawa arus westernisasi yang lama- kelamaan saat ini sudah menjadi hal yang maklum dan umum.

Pergerakan orang kafir barat sangat masif dan sistematis. Strategi-strategi yang di lakukan oleh mereka sangat canggih dan modern baik secara pemikiran, persatuan maupun secara peralatan teknologi dan science modern. sejak kecil generasi mereka telah di didik dan dikasih stimulun-stimulun untuk menjadi generasi musuh umat islam. di didik dengan ilmu-ilmu science modern, sosial, astronomi dan segala bentuk ilmu yang bisa memegang kendali segala tatanan hidup untuk bisa terus dikendalikan oleh mereka. Sedangakan kita apa? Kita hanya menjadi penikmat dan pecandu kenikmatan keduniaiwan.

kalau kita kurang sigap dari kondisi saat ini maka ilmu kita hanya sekedar ilmu pengetahun tanpa kita mampu menerjemahkan mutun-mutun yang ada. Kita hanya menjadi kaum marjinal yang hanya bisa menjadi penonton, penikmat tontonan kehidupan yang ada. Karena terkadang kita hanya bisa secara kontekstual namun pada kerealitaan kita lemah dan tak berdaya.
Memang saat ini kita sangat lemah akan kekuatan, tak berdaya dari penguasa penguasa asing tak bermoral. Hanya menjadi budak di negeri sendiri. menjadi penikmat rasanya memang nikmat, tapi apakah memang nikmat ketika kita diperbudak akan kemunduruan kita dan menjadi kacung para sang penguasa barat?

Kita Pernah Berjaya !
Dulu ketika masa Rasul, sahabat, ummayah dan abbasiyah kita sebagi umat  islam pernah berjaya. ilmuan-ilmuan islam hadir dengan menghasilkan berbagai karya, kita tahu persis kemenangan gemilang kaum muslim pada perang handaq karena ide cemerlang nan kreatif seorang sahabat bernama salman al farisi. Ada ibnu Al Haytsam ( wafat 1039 M) yang merupakan pelopor bidang optik dengan kamus optiknya Al Manazhir, ia berhasil menemukan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya jauh sebelum snellius.

ada juga al khawarizmi (wafat 850 M)  seorang ahli matematika  penemu logaritama dan aljabar, ilmu bumi yang menyatakan bumi itu bulat jauh sebelum Galileo, dengan bukunya kitab surah Al Ard. ibnu sina si bapak kedokteran yang buku karyanya menjadi rujukan oleh orang-orang barat. tak hanya ilmu kedokteran beliau juga psikolog, penulis kaidah kedokteran modern, penulis buku tentang fungsi organ tubuh, peneliti Penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang di tumbuhkan oleh fikiran.

Ada juga sosok pemuda nan hebat seperti Muhammad Alfatih yang berhasil menaklukan benteng terkuat dan terhebat dimasa itu yaitu Konstantinopel.  tahun 1453 kaum Muslim yang dipimpin oleh Sultan Mahmed II (Muhammad Al Fatih) berhasil menaklukan benteng yang selama 1300 tahun tidak pernah takluk oleh berbagai macam serangan, sehingga Beliau disebut-sebut sebagai pemimpin terbaik dan pasukan terbaik yang pernah di ramalkan oleh Rosul. Penaklukan konstantinopel adalah salah satu momentum sejarah yang tidak hanya memperngaruhi peradaban islam namun juga dunia pada umumnya. Dan masih banyak tokoh-tokoh muslim lain yang kiprahnya membuat hati berdesir akan perjuanganya menegakan kejayaan umat ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa islam pernah menjadi pemegang kendali dalam peradaban dunia ini. Salah satu dampak dari semua ini yang kemudian kemunculan lahirnya berbagai pemikiran islam, seperti yang dikatakan oleh Harun Nasution bahwa munculnya cabang-cabang teologi di dalam islam terdorong oleh persoalan keilmuan dan politik.

Sebagaimana di ketahui begitu pindah ke madinah pada tahun 622 M, Nabi Muhammad Saw tidak hanya sebagai pemimpin agama, melainkan sekaligus sebagai pemimpin negara. Karena kenyataan nabi sebagai kepala pemerintahan demi tetap tegak dan berlanjutnya negara madinah yang baru berdiri itu. Pemakaman jenazah nabi justru baru terlaksana justru setelah persoalan politik perngganti kepala negara rampung di musyawarahkan. Dari sinilah awal timbulnya persoalan khilafah, pengganti nabi sebagai kepala negara atau pemerintahan, yang dalam perkembanganya dari masa ke masa juga melahirkan bermacam-macam pandangan di kalangan pemikir politik di dunia islam.

Dalam permasalahan ini kemudian mendorong munculnya pemikiran-pemikiran dan golongan/aliran-aliran seperti : Al Khawarij, Al Murji’ah, Al Qadariyah, dan Al Jabariyah. Keempat aliran pemikiran merupakan “siklus reaksi-aksi dan reaksi.”

Maka dari sinilah kemudian awal adanya peradaban islam yang menghantarkan islam pada kejayaan.
Negeri-negeri eropa tersentak  bangun oleh para ilmuan dan filsof muslim yang mengkaji ilmu-ilmu di masjid savilla, cordova, granada dan yang lainya. Pada saat para ilmuan kita (islam) berbicara dalam majelis kelimuan dan karangan-karangan mereka mengenai peredaran bumi dan keadanya yang bulat, gerakan-gerakan bintang dan benda-benda langit, akal eropa masih dipenuhi khurafat dan takhayul tentang kenyataan ini. Oleh karena itu waktu itu dikalangan barat muncul gerakan  penerjemahan dari bahasa arab ke bahasa latin dan mulailah buku-buku para ilmuan muslim di ajarkan di perguruan-perguruan tinggi barat.

Pada saat komunitas islam terbentuk tentangan serius petama yang dihadapi umat islam adalah tantangan moral dari kemerosotan yang dibawa oleh budaya jahiliyah. Terutama yang terpenting adalah eksspansi islam terhadap peradaban lainya. Selanjutnya adanya aktivitas keilmuan dan filosofis yang dibawa terutama dalam budaya helenistik. Semua tantangan intelektual tersebut tentunya tidak dapat dihadapi tanpa adanya para ulama atau cendekiawan yang terlatih dan mumpuni.

Islam sangat menekankan pentingnya pencarian ilmu, untuk meneliti, memahami alam semesta dan kondisi alamiah yang berkaitan dengan hal tersebut. Mencari ilmu bukan hanya semata-mata di anjurkan melainkan di wajibkan atas setiap muslim sesuai hadist riwayat ibnu majah ;
“Mencari ilmu adalah wajib bagi seluruh setiap mulsim.” Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa hasil dari aktivitas pencarian yang menyeluruh ini akhirnya membentuk hubungan dari konsep-konsep yang pada akhirnya menghasilkan skema konsep-konseptual keilmuan.

Namun pada akhirnya umat islam mulai melupakan akan pentingnya keilmuan karena adanya fator perpecahan umat dan keruntuhan khilafah sehingga menjadikan islam terpuruk dan hancur. Sehingga sampai pada akhirnya peradaban barat-lah yang menguasai dunia ini sehingga sekrang ini karena kecintaan keilmuan dan filsafat yang di terapkan.

Pada abad 20, ditengah kemunduran umat , ide islamisasi ilmu pengetahuan dimunculkan lagi . ketiganya  sering sebut sebagai pelopor atau penggagas ide islamisasi ilmu pengetahuan modern dan pendapatt pendapatnya sering dikutip. Ketiga ilmuan muslim modern tersebut adalah :

11. Syed Muhammad Naquib Al Attas
22.  Ismail raji Al Faruqi
33. Sayyed Husein Nasr.

Diluar ketiganya tidak sedikit ilmuan yang mempunyai ide sendiri tentang islamisasi ilmu yang bisa kita cari pemikiranya di rujukan atau sumber lain karyanya.

Semoga terus lahir ilmuan-ilmuan muslim di abad modern yang menghasilkan karya-karya bermanfaat untuk kejayaan umat muslim. Dimulai dengan membiasakan diri akan tradisi keilmuan dan pemikrian islam untuk kita para para perindu peradaban gemilang, maka rindu peradaban gemilang yang pernah kita capai dulu tidak sekedar  rasa dan perasaan rindu namun kita adalah juga bagian dari para penggerak dan pendobrak peradaban gemilang yang akan datang..!

“Kalau pun kita tidak bisa mencapainya setidaknya kita bisa memulai untuk membangunya.”

                                                                             Ditulis di Tegal, 26 Agustus 2015, 22.00 WIB

Referensi :
-Abu hasan dkk. 1984.”benturan barat dengan islam, bandung : mizan
- Husaini, Adian. 283.”Filsafat ilmu berprespektif barat dan islam.Jakarta : Gema insani
- Husni, Mustofa.2002. “Khzanah peradaban islam”. Bandung : pustaka setia
-Madjid, Nurkholis.1984.”warisan intelektual”. Jakarta : yayasan obor
-Mudjib El Shirazy dkk.2013.”Catatan Perindu kebangkitan islam”.Seamarang : Unissula Press
-Nasution, Harun.1972 .”Teologi Islam aliran : sejarah analisa perbandingan.Jakarta : UI Press.




Kamis, 27 Agustus 2015

Memaknai Filosofi Takdir dan Pilihan




Terkadang hidup ini lucu, sulit sekali membedakan mana proses, mana hasil dan mana pilihan serta mana takdir. 
Aku tak mengerti mengapa proses kehidupan yang kita jalani begitu sulit untuk di cerna, rasanya berjalan seperti di luar batas proses befikir manusia, 
meski saya Yakin pasti Tuhan bermaksud lain agar saya bisa mencerna sekenario-Nya.

Pada realitanya aku berjalan dengan menanam tujuan yang ingin ku capai di masa nanti, ketika aku mulai berjalan melihat dunia yang penuh tanya maka dari sinilah kemudian realita tak bisa ku baca sehingga hal yang ku tanam tak sepenuhnya berhadapan dengan harapan untuk menuainya.

Entah, aku pun berfikir mengapa ada proses kalau pun hasil tak sesuai? Mengapa ada hidup kalau pada akhirnya kematian pun datang? 
Mengapa ada surga kalau di sisi lain ada neraka? Selucu itukah kehidupan?

Disisi lain aku pun berat untuk melangkah, melangkah dalam keterbatasan, melangkah dengan langkah tak berlebar. Melangkahi kehidupan yang masih belum menemukan jawaban yang ingin aku cari sampai nanti di ujung dunia ini.. 

semakin banyak menjelajahi kehidupan semakin muncul ribuaan pertanyaan yang ingin ku lontarkan kepada dunia dan kehidupan..
Semakin memaknai kehidupan rasanya ingin aku bertanya kepadamu, ketika aku bertanya ini itu, itu termasuk “pilihan” atau bagian dari “takdir’? 

Hidup ini rasanya sangat sempit kalau hanya berbatas pilihan dan takdir.. 
biarkan aku menjelajahi dunia dan kehidupan ini dengan tanya, kalaupun ini “pilihan” semoga aja bagian dari “pilihan” yang baik untuk kehidupan yang lebih hidup, jikalau pun ini “takdir” semoga akhir dari perjalanan ini menjadi sesuatu yang bermanfaat dan baik untuk kita semua.. Aamiin

 
Semarang, Kamis 02 Juli 2015
Kamar Asrama Putera A2.11 Universitas Negeri Semarang
Jam 23.11 Wib
Malam Bulan Ramadhan ke-15 1436 Hijriyah


Bertafakur dengan senja

Senja telah tiba..
perputaran siang menjelang sore begitu cepat tak terasa..
mencoba menyelam akan kenangan memori waktu beberapa tahun silam.
berlari-lari melawan debur ombak,
menatap indah suasana lauta lepas tak berujung di hadapan..
aku takjub akan keindahan-Nya..
Akan Ciptaan-Nya..


Waktu pun bergulir terasa cepat..
kini ku coba untuk merenung..
mempertanyakan hakikat keindahan surga yang tak terbayang..
Selaksa langit memerah
Menampilkan lukisan maha indah
Yang tergores dari nafas sang alam

Angin laut berhembus
Membelai nyiur yang melambai lambai
Indahnya pantai saat senja
Hiasan terindah dengan segala penyempurnaannya

Sembagi menanti datangnya bintang bintang
Kuhadapkan wajah pada sang wajah senja
tak hanya senja daratan dan pegunungan yang indah
lautpun tampak indah ketika kita menikmatinya dengan keindahan..
pada akhirnya aku tak akan puas untuk menjelajahi keindahan yang lain yang masih engkau tutupi dengan keindahan yang lain..

Saat inilah kusadari..
Engkau, wahai Tuhan,
Selalu maha indah
Dengan karya yang terindah..
Sampai aku tersadar bahwa kampung halaman sendiri pun tak kalah indah dengan kampung-kampung yang lain.

TEGAL memang Indah kawan :)
"Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan bumi dan perubahan malam dan siang d an kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit dari ada air, maka dihidupkanNya dengan (air) itu bumi, sesudah matinya , seraya disebarkanNya padanya dari tiap-tiap jenis binatang, dan peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan bumi; adalah semua­nya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal" (Qs. Al Baqarah :164)

"Bertafakur dengan senja"
Tegal, 25 Agustus 2015

Rabu, 19 Agustus 2015

Cinta Bukan Soal Rasa


Hidup di era hegemoni modern yang penuh dengan dinamika sosial yang akut menjadikan kita besar akan problematika keumatan. Tak lebih soal dunia remaja dan pemuda, remaja dan pemuda merupakan fase transisi perubahan usia dari anak-anak menuju peralihan dewasa baik secara fisik dan psikis. 

Fisik berupa perubahan yang berhubungan dengan soal fisik seseorang misal tinggi badan, perubahan suara dan tampilan luar kemanusiaan yang bisa dilihat orang lain. 

sedangkan psikis perubahan yang berhubungan dengan soal pemikiran, etika dan cara berprilaku. misal mulai ditinggalkanya sifat ke kanak-anakan dan memulai merubah sikap dan mulai mengerti arti “malu”.

Bicara soal pemuda bicara juga soal perubahan fase, pada fase ini manusia mengalami proses fase terjadinya “kelabilan” baik dalam berprilaku maupun cara berfikir.  Sehingga tak heran jika sang raja dangdut fenomenal kita Bang Haji Rhoma Irama pernah mengatakan dalam lagunya  “Darah Muda darahnya para remajaaa, yang selalu merasa bangga, tak mau mengalaaah.” Lalala *eh.. eh nanti ke asyikan nyanyi. Hehe

eh tapi dari tadi ko mbahasnya tentang pemuda terus yaa, engga sinkron ame judulnya kan? Haha #bukan urusan saya :P

Jadi bicara pemuda itu sangat kompleks dan identik akan ‘’kalabilanya’’, apalagi dalam konteks kisah alur romantika atau bahasa gaulnya “kisah percintaanya”. Bagaimana pemuda memahami cinta dan apa itu cinta?

Adapun fenomena zaman saat ini remaja sangat rawan untuk bergelut dalam dunia percintaan, sehingga fenomena “pacaran” seolah-olah sudah menjadi hal umum bagi para remaja dan pemuda. bagi mereka pacaran adalah hal yang terindah dan katanya itu adalah bagian dari ekspresi  seorang kepada lawan jenis yang disayangnya. namun benarkah dan harus begini mengartikan rasa cinta yang sesungguhnya?

Pada zaman sekarang ini banyak orang tidak mengerti dan memahami cinta sama sekali tetapi mereka berbicara atas nama cinta. Cinta itu tentang rasa sayang, menyayangi, dan menyampaikanya kepada seseorang dan kita mempacarinya. Ini adalah pemaknaan yang salah tentang arti “cinta” itu sendiri,

“labil” iya labil yang namanya remaja memang tak jauh dari kata labil. Seperti halnya “pacaran”, orang yang pacaran adalah orang labil, bagaimana mungkin tidak labil lah wong dengan mudahnya mereka mengartikan dan memaknai cinta dengan hanya “berpacaran”.

Banyak secali definisi “cinta” ada yang mengatakan Cinta itu buta. Cinta itu Indah. Cinta adalah segala-galanya. Cinta adalah pengorbanan. Bahkan , cinta adalah nafas kehidupan. Begitulah deratan slogan yang dilabelkan para ilmuan, filsuf , hingga orang awam kebanyakan seperti kita mendefinisikan dan mengekspresikan tentang cinta. Label dan pemaknaan apa pun terhadap cinta pada dasarnya bertujuan sebagai ekspresi pemaknaan diri terhadap suatu media , objek, atau wujud. Bisa berupa benda, manusia, binatang , tumbuhan atau bahkan Allah Swt.

Trend “pacaran” seolah-olah sudah menjadi mode gaul para remaja saat ini, kalau tidak “pacaran” tidak gaul, tidak kece katanya. Preett..

Pacaran cinta atau nafsu?
Cinta beda dengan nafsu, bagi kita yang belum menikah ini ibarat orang yang lagi  “berpuasa”, orang yang sedang berpuasa akan terus di uji dengan nafsu. 
Misal Ketika kita sedang berpuasa kita pergi ke pasar, disanah banyak sekali makanan yang kita ingin beli dan makan mulai dari kolak pisang dan singkong, es klapa muda, ayam goreng, telor, sate, bakso, mie ayam dll. Pada saat itu juga kita menginginkan untuk melahap semuanya seolah-olah rasa-nya enak sekali kalau itu semua bisa kita makan saat itu juga. Namun setelah kita buka puasa baru makan 3 kurma saja sudah rasanya kenyang, sehingga kita tidak mau lagi untuk makan makanan yang kita inginkan ketika di pasar. 

Itulah Karena semua terlihat enak bagi orang yang nafsu. dan nafsu akan terus menggoda kita selama kita masih hidup dan punya “rasa dan hawa nafsu”.

Orang-orang yang pacaran atau belum menikah itu nafsu namanya, bukan cinta. karena cinta itu tenang dan menenangkan, “woles” kalau kata orang kekinian . sedangkan nafsu itu menegangkan, nafsu itu selalu terburu-buru, tidak peduli, pengin segala-galanya,  sesaat dan nafsu itu selalu mencari korban. Makanya beda orang yang sudah menikah dan belum menikah. Kalau orang yang sudah menikah ketika jalan-jalan perasaanya akan tenang dan menenangkan. Beda dengan orang yang belum menikah atau pacaran  ketika jalan-jalan perasaanya tidak tenang, apa saja dipegang sedangkan orang yang sudah menikah “woles” karena sudah buka puasa atau menenangkan.

Begitulah cinta dan nafsu, sudah beda secara konteks. ketika kita belum menikah dan pacaran berarti itu nafsu jadi salah ketika kita menamai itu cinta. Masih mau menyebut cinta wahai para pecinta?

Secara agama “cinta” adalah soal keterikatan, keterikatan seorang Hamba kepada Tuhan-Nya dan orang-orang yang mencntai TuhanNya.

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”
(QS. Al Mujadilah (58) : 22)

Dari ayat diatas jelah bahwa Allah Swt . mengisyaratkan tentang makna “teologi cinta” (urutan cinta) : yakni cinta kepada Allah , Rasul , jihad di jalan-Nya, dan sterusnya. Yakni cinta kepada ibu, bapak, istri anak dan seterusnya. Sebab jika keliru persepsi atau pemahamanya akan terkena dampak ancaman Allah yang begitu keras sebagaiman yang tertulis di QS. At Taubah (9) : 24, yakni “... Tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya!,”

Nah, bagi orang yaang mengartikan cinta harus pacaran berarti itu adalah orang-orang yang keliru, dan tunggulah tiba saatnya Allah mendatangkan keputusan-Nya *eh :D

“Tapi kan saya Cuma pacaran, atau pacaran saya islami ko engga akan berzina.”

Iya menurut elu, tapi engga menurut syaitan. Karena Syaitan itu lebih tau mana waktu yang baik untuk menyesetkan manusia daripada manusia itu sendiri.
 “pacaran memang tidak mesti zina, tapi zina itu pasti berawal dari pacaran! ” mengerti kan?

menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Ulfah Anshor, mengatakan usia anak pacaran saat ini semakin muda.

Dari hasil survei kesehatan reproduksi remaja yang diselenggarakan BKKBN, kata dia, remaja pacaran pertama kali pada usia 12 tahun. "Dibanding 10 tahun lalu usia pacaran anak semakin muda,"

Perilaku pacaran remaja, kata dia, juga semakin permisif. Sebanyak 92 persen remaja berpegangan tangan saat pacaran, 82 persen berciuman, 63 persen rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian memicu remaja melakukan hubungan seksual.

Perilaku seksual di usia belia itu menyebabkan jumlah anak yang menderita HIV/AIDS terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Tahun 2004 kasus HIV/AIDS sebanyak 154 kasus dan pada 2010 angkanya melonjak menjadi 1.119 kasus. "Angka ini naik 700 persen," kata dia
dimuat di tempo.com pada 6 Juni 2012.  naudzubillah

sungguh ironi sesorang yang salah memaknai “arti pacaran” bisa membuahkan penderitaan yang menyakitkan seumur hidupnya. Bukan hanya penderitaan sesaat tapi untuk selamanya. 

Bagi kita yang masih pacaran atau yang mau pacaran mending kita sadar deh (Taubat), daripada kita nanti yang dapat keputusan dari Allah yang dijelaskan di ayat diatas. menjadi orang yang baik itu sulit karena kita harus menggapainya dengan sabar dan ikhlas, dan menjadi orang yang buruk itu mudah sekali karena keburukan adalah yang menyenangkan, dan manusia suka akan kesenangan. Namun pada akhirnya orang yang baik akan mendapatkan kebahagiaan, dan keburukan akan mendapatkan penyiksaan.

tinggal pilih mau menjadi orang yang baik atau buruk? Kalau baik nikahilah kalau kita memang menyukai seseorang, atau lebih baik diam (berpuasa) sampai tiba saatnya. jangan sampai kita pacaran .karena pacaran adalah jebakan strategis syaitan dalam keburukan yang kasat mata dan keburukan akan berujung pada penderitaan.

Akhiran, Karena cinta itu bukan soal rasa, tapi itu nafsu cinta. 
Cinta adalah “kasih sayang”, “mengasihi”, “keterikatan” dan “keabstrakan”. 
Cinta itu tidak soal kata-kata, dan soal perasaan tapi arti cinta itu lebih dalam dari pada itu.

Orang yang cerdas adalah orang yang bisa menggunakan “akalnya” untuk befikir, hati untuk “merasa” dan “cinta” untuk mempersatukan keduanya

Dan cinta sejati adalah ketika kita bisa mempertautkan hati kita untuk sesuatu yang sejati (Kekal) dan membahagiakan kita pada kebahagiaan yang sejati pula (surga), jadi pautkan kita pada cinta sejati itu sehingga kita tak terjebak pada cinta semu yang menyesatkan kita pada jurang kemaksiatan. 

"Dan ketika kita telah mepertautkan cinta kita kepada yang sejati (Allah Swt) maka percayalah kita akan tertolong dan mendapatkan keselamatan dan kebahagaiaan bersama orang-orang yang saling mencintai karena-Nya."

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu diberi jalan kebenaran. Aamiin Wallahu A’alm bishowab
Ruang Ta’mir Musholah Fik UNNES, 19 Agustus 2015
Jam 13.35 wib
dari “Sang Pecinta”








Selasa, 18 Agustus 2015

"Negeri Yang Dirindukan"



Negeri ini, orang-orang "Komunisme" dengan sosialismenya semakin memberanikan diri tampil di pemukaan dan kita mengabaikanya,
Negeri kita ini, ketika ideologis "kapitalisme" semakin mengakar pada nila-nilai sosio-kultural masyarakat kita dan kita pun mengabaikanya,
Negeri tercinta ini, ketika "sekulerisme" menjadi-jadi, gaya modernisasi dan budaya westernisasi di junjung tinggi di Lingkungan kita dan kita pula mengabaikanya,
ketika Negeri ini dengan muslim yang memayoritas namun ideologi-nya justru menjadi phobia pada di lingkungan sendiri dan kita pun mengabaikanya.
ketika kultur budaya, etika, dan norma-norma yang berlaku di negeri sendiri tergerus oleh kultur dan gaya orang-orang tak ber-etika dan kita pun mengabaikanya.
inikah arti merdeka ?
ketika negeri ini hilang akan kulturnya
inikah arti merdeka?
ketika negeri ini tak lagi berwibawa
inikah arti merdeka?
ketika negeri ini tak bisa mandiri
ketika negeri tak lagi berkuasa dan menguasai diri?
bukankah kita sudah merdeka? iya, kita memang sudah merdeka, merdeka dari penjajahan yang dulu menguasai negeri ini dengan peperangan, namun apakah memang benar-benar merdeka, ketika kita masih tertindas dan tak terbebas?
aah kita memang negeri ironi yang mengabaikan dan ter-abaikan bukan kerinduan yang merdeka untuk rindu dan dirindukan
semoga simbolisme merdeka terus ada pada hati kita agar kita rakyat jelata terus bahagia dan bisa lupa akan penderitaan yang biasanya terus ada, menjerit dan melunta-lunta
kita tahu bahwa kemerdekaan itu membahagiakan kita, bahagia akan adanya tradisi-tradisi yang ada, warna-warni merah putih, tasyakuran sederhana dan perlombaan-perlombaan yang sejenak menghibur kita sehingga kita lupa akan problematika negeri yang begitu akut, menderita dan ni'mat dirasa..
kita rindu kemerdekaan yang tak pernah hilang akan ruh dan tradisi perayaanya, kemerdekaan yang tak hanya dirayakan satu, dua hari dan sesaat terus hilang dengan sendirinya. kemerdekaan yang memerdekaan kita, membahagiakan kita dan mensejahterakan negeri kita, untuk kita dan masa depan generasi setelah kita..
Dirgahayu 70 Tahun Indonesia Merdeka !
semoga tak menjadi negeri yang Labil hanya karena memiliki penguasa yang labil , bisa mandiri dalam segala urusan dan mengurusi dalam kemandirian..
kepakan Sayapmu sang garuda untuk terbang tinggi ke angkasa menari-nari dengan indah dan menawan wahai INDONESIA
MERDEKALAH!!
Negri Yang Dirindukan
Jayalah Wahai INDONESIAKU!!
pada 00.00 wib
Semarang, 17 Agustus 2015
Di Gunung Merbabu

Senin, 20 Juli 2015

Dari Kelaparan sampai Lebaran


“Memaknai Hari Raya bukan sebagai Hari Pelampiasan namun Hari Kemenangan”



Lebaran Telah tiba, tepat 18 Juli 2015 telah diputuskan sebagaai hari raya idhul fitri oleh pemerintah indonesia setelah dilaksanakanya sidang isbat pada tanggal 17 Juli 2015 oleh pemerintah indoesia. Sidang isbat diikuti oleh para ulama dan berbagai macam organisasi islam yang ada di indoneisa, meski begitu ada beberapa jama’ah dan aliran islam di indonesia yang telah terlebih dahulu merayakan idhul fitri sebelum pemerintah menetapkannyya, seperti jamaah aboge dan nakzabandiyah yang merayakan hari raya di hari kamis, 17 Juli 2015 dan hari sabtu 19 Juli 2015.

Lebaran kali ini saya merasakan fenomena yang jarang saya temui seperti lebaran yang sebelumnya, mengapa demikian? 2 organisasi besar yang jamaahnya terbesar di indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama untuk edisi lebaran kali ini sepakat bersama-sama merayakan hari lebaran dengan waktu yang sama, meski di awal-awal akan diprediksikan tidak sama. Ini menjadi fenomena yang menarik karena memang biasanya jamaah 2 ormas ini selalu sentimen hanya karena perbedaan lebaran yang dirayakan tidak dengan waktu yang sama, bahkan sampai membahkan perpecahan hanya karena perbedaan tersebut.

Namun berbeda denga lebaran kali ini, hari ini aku menemukan berjuta keindahan dalam wujud kebersamaan 2 organisasi besar Muhammadiyah dan Nahdatul ulama sama-sama merayakan lebaran dengan waktu yang sama, sehingga lebaran kali ini terasa lebih ramai dan damai.

1 bulan lamanya kita telah merasakan ni’matnya berpuasa, secara harfiah puasa adalah menahan rasa lapar, dahaga, dan hawa nafsu dari terbitnya matahari samapi terbenamnya matahari. Menahan berarti mencegah dalam artian kita tidak diperbolehkan untuk melakukan sesuatu yang dilarang untuk dilakukanya, apabila kita melanggarnya berarti kita berbuat dosa atau secara tidak langsung puasa kita tidak sah/batal.

Aku sendiri bingung  telah sejauh manah aku memaknai puasa dan arti menahan itu sendiri, hanya itu yang aku tau. Atau baru sebatas istilah dan pengertian. Menahan yang biasany kita kerjakan/lakukan dalam sehari-hari adalah hal yang cukup berat bagi kita yang belum terbiasa melakukanya, artinya kita butuh proses untuk menyesuaikan atau persiapan. Seperti sahur sebelum imsak (waktu dimulainya berpuasa) atau membiasakan diri untuk tidak makan dengan waktu tertentu, memang menahan lapar bukan berarti menyiksa diri atau bunuh diri.

1 bulan lamanya kita menahan  1 bulan lamanya kita dahaga dan 1 bulan lamanya kita kelaparan, tetapi sungguh Tuhan tau akan kaspasitas batas untuk para hamba-Nya,artinya disetiap jalan pasti ada ujung atau disetiap proses pasti batasnya (kemenangan), dalam hal ini setelah kita 1 bulan lamanya merasakan ni’amatnya menahan diri, menahan (kelaparan) atau berpuasa maka ada Lebaran yang telah menanti. Hari Lebaran (kemenangan) aka hadir menjemput kita sebagi wujud kebahagaiaan 

ni’mat syukur yang telah kita dapatkan dari Allah SWT.
kita lapar agar kita sadar bahwa dari kelaparn kita tau arti dan makna kesyukuran
kita dahaga agar kita sadar  bahwa dari kehasuan kita mengerti arti kehidupan

kita menahan agar kita sadar bahwa dari menahan kita mengerti hakikat kesabaran..

Senin, 02 Maret 2015

AWALNYA SATU (Sebuah Sejarah Pergerakan Mahasiswa dan Pelajar Islam di Indonesia)

Oleh: Iwan Sams (Alumni Himpunan Mahasiswa Islam UGM)


Berbicara mengenai organisasi kaum terpelajar di Indonesia tentu harus dimulai dari Pelajar Islam Indonesia (PII) yang didirikan pada 4 Mei 1947. Para pendirinya adalah Joesdi Ghazali, Anton Timur Djaelani, Amien Syahri dan Ibrahim Zarkasji. Saat didirikan PII menjadi organisasi yang mencakup semua pelajar sejak dari SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Sekolah Tinggi Islam (STI) beberapa bulan sebelumnya sebenarnya menuai pro dan kontra di kalangan aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) karena dianggap melahirkan istilah baru "mahasiswa" yang dianggap menegasikan istilah "pelajar" yang sudah telah lebih dulu ada dan populer.

Salah satu faktor pendorong terbentuknya Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah dualisme sistem pendidikan di kalangan umat Islam Indonesia yang merupakan warisan kolonialisme Belanda, yakni pondok pesantren dan sekolah umum. Masing-masing dinilai memiliki orientasi yang berbeda. Pondok pesantren berorientasi ke akhirat sementara sekolah umum berorientasi ke dunia. Akibatnya pelajar Islam juga terbelah menjadi dua kekuatan yang satu sama lain saling menjatuhkan.

Santri pondok pesantren menganggap sekolah umum merupakan sistem pendidikan orang kafir karena produk kolonial Belanda. Hal ini membuat para santri menjuluki pelajar sekolah umum dengan "pelajar kafir". Sementara pelajar sekolah umum menilai santri pondok pesantren kolot dan tradisional; mereka menjulukinya dengan sebutan "santri kolot" atau santri "teklekan".

Pada masa itu sebenarnya sudah ada organisasi pelajar, yakni Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) namun organisasi tersebut dinilai belum bisa menampung aspirasi santri pondok pesantren. Hal ini menjadi kerisauan seorang pelajar STI Yogyakarta, Joesdi Ghazali. Oleh karena itu, pada tanggal 25 Februari 1947 ketika sedang beri'tikaf di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, terlintas dalam pikirannya, gagasan untuk membentuk suatu organisasi bagi para pelajar Islam yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar Islam.

Gagasan tersebut kemudian disampaikan dalam pertemuan di gedung SMP Negeri 2 Setyodiningratan, Yogyakarta. Kawan-kawannya yang hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain: Anton Timur Djaelani, Amien Sjahri dan Ibrahim Zarkasji, dan semua yang hadir kemudian sepakat untuk mendirikan organisasi pelajar Islam.

Hasil kesepakatan tersebut kemudian disampaikan Joesdi Ghazali dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), 30 Maret-1 April 1947. Karena banyak peserta kongres yang menyetujui gagasan tersebut, maka kongres kemudian memutuskan melepas GPII Bagian Pelajar untuk bergabung dengan organisasi pelajar Islam yang akan dibentuk. Utusan kongres GPII yang kembali ke daerah-daerah juga diminta untuk memudahkan berdirinya organisasi khusus pelajar Islam di daerah masing-masing.

Menindaklanjuti keputusan kongres, pada Minggu, 4 Mei 1947, diadakanlah pertemuan di kantor GPII, Jalan Margomulyo 8 Yogyakarta. Pertemuan itu dihadiri Joesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani dan Amien Syahri mewakili Bagian Pelajar GPII yang siap dilebur di organisasi pelajar Islam yang akan dibentuk, Ibrahim Zarkasji, Yahya Ubeid dari Persatuan Pelajar Islam Surakarta (PPIS), Multazam dan Shawabi dari Pergabungan Kursus Islam Sekolah Menengah (PERKISEM) Surakarta serta Dida Gursida dan Supomo NA dari Perhimpunan Pelajar Islam Indonesia (PPII) Yogyakarta.

Rapat dipimpin oleh Joesdi Ghozali itu kemudian memutuskan berdirinya organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat pada pukul 10.00, 4 Mei 1947. Untuk memperingati momen pembentukan PII, tanggal 4 Mei diperingati sebagai Hari Bangkit PII (HARBA PII). Hal dianggap sebagai momen kebangkitan dari gagasan yang sebelumnya sudah terakumulasi, sehingga tidak digunakan istilah hari lahir atau hari ulang tahun.

Sedangkan pada 5 Februari 1947, juga di Jogjakarta sudah ada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah organisasi yang didirikan pada 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta. Saat itu organisasi tersebut diarahkan untuk menjadi wadah aspirasi mahasiswa STI. Bahkan setelah PII berdiri, HMI sempat menjadi anggota luar biasa PII sebelum akhirnya pada 1951 melepaskan diri dari PII dan menggelar Kongres sendiri di luar PII.

Setelah HMI berpisah dari PII dan membentuk Pengurus Besarnya sendiri, maka fakta ini kemudian diterima sebagai koeksistensi damai di antara kedua organisasi Islam ini. Apalagi saat itu ada Masyumi sebagai wadah pemersatu umat Islam Indonesia. Namun Pemilu 1955 membuat situasi politik juga berubah. NU yang tidak puas dengan model pengambil keputusan di Masyumi yang dianggap didominasi kader-kader Muhammadiyah akhirnya memutuskan berdiri sendiri sebagai sebuah Partai politik.

Para mahasiswa NU yang tadinya juga kader HMI dan PII berkumpul pada 17 April 1960 untuk membentuk sebuah organisasi baru yang dinamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pendirinya adalah Mahbub Junaidi (salah satu Ketua PB HMI hasil Kongres V di Medan) dan Subchan ZE (Sekretaris Umum PB PII). Terbelahlah lagi organisasi pelajar menjadi tiga yaitu PII, HMI dan PMII.

Suasana politik di tahun 1960-an apalagi semenjak Masyumi dan PSI dibubarkan oleh pemerintahan Soekarno membuat HMI terdesak. Bahkan PKI dan organisasi mahasiswanya yakni CGMI mendesak pembekuan dan pembubaran HMI karena dianggap kontra-revolusi dan merupakan bagian dari Masyumi yang telah dibubarkan. Kader-kader ormas Muhammadiyah yang ada di HMI menjadi gelisah.

Muncul anggapan dan persepsi perlunya menyelamatkan HMI bila sewaktu-waktu dibubarkan. Inilah yang kemudian mendorong Muhammadiyah membentuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) akibat terdorong oleh rasa khawatir bila HMI dibubarkan maka IMM bisa menjadi wadah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan. Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu didirikan. IMM didirikan pada 14 Maret 1964. Nyatanya HMI tidak dibubarkan dan lolos melewati era krisis politik masa itu.

Tetapi di berbagai perguruan tinggi, sudah terbentuk empat organisasi mahasiswa Islam yaitu PII, HMI, PMII dan IMM. Dan bagian paling akhir adalah terpecahnya HMI menjadi dua kubu yaitu HMI DIPO dan HMI MPO akibat pemberlakuan Asas Tunggal Pancasila kepada semua organisasi kemasyarakatan termasuk HMI. Inilah pembentukan organisasi yang paling absurd karena melahirkan dua organisasi yang di AD/ART nya sama-sama memakai nama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tanpa embel-embel apapun, tetapi dalam urusan dengan pihak di luar mereka mau tak mau harus mencantumkan nama HMI-DIPO atau HMI-MPO.

Perpecahan HMI sejak 1985 ini melahirkan lima wadah organisasi pelajar Islam yaitu PII, HMI DIPO, HMI MPO, PMII, IMM. Sebelum akhirnya menjadi enam setelah kemunculan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada 29 Maret 1998. Kelahiran KAMMI yang dimotori oleh sejumlah aktivis organisasi kemahasiswaan Islam yang aktif di Lembaga Dakwah Kampus dan Masjid Kampus - termasuk pula HMI - memang fenomenal.

Sekedar mengingatkan peristiwa bersejarah yang terjadi dalam Kongres Muslimin Indonesia tanggal 20-25 Desember 1949 yang turut melahirkan Badan Kongres Muslimin Indonesia (BKMI) dimana semua organisasi Islam tergabung dalamnya termasuk Muhammadiyah dan NU. Saat itu kita pernah membuat lima pernyataan sikap yang sangat bersejarah yaitu :

Adanya Satu Partai Politik Islam, ialah Masyumi;
Adanya Satu Organisasi Pemuda Massa Islam, ialah GPII;
Adanya Satu Organisasi Pelajar Islam, ialah PII;
Adanya Satu Organisasi Mahasiswa Islam, ialah HMI dan;
Adanya Satu Pandu Islam, ialah Pandu Islam Indonesia (Hizbul Wathan).

Kalau generasi baru ingin membuat sejarah di abad 21 ini maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyatukan HMI dulu, lantas menggabungkan HMI dengan KAMMI, menyusul penggabungan dengan IMM, lantas mengajak PMII bergabung dalam satu organisasi besar lantas membubarkan kesemuanya dan bersatu dengan PII kembali. Tentu alinea ini hanya ada di Republik Mimpi. Don't take seriously