Selasa, 25 Oktober 2016

?

lambat tahun dunia semakin tak terbatas, hal-hal yang orang lain tak perlu tahu namun di umbar bebas sehingga menjadi viral yang menjadi konsumsi bebas, maka nantinya ketidaktahuan adalah hal langka. adapula jika kita mampu mencapai realitas kepopuleran seolah-olah menjadi sebuah rasa yg membahagiakan walau sebenarnya hati ini kering dan sepi dalam kesendirian.

mungkin, lambat tahun pula realita bukan lagi tempat kita untuk berpijak dalam ber sosial secara nyata, bisa jadi hanya media saling sapa tanpa menyentuh relung jiwa, tanpa menyentuh hati.

siapa kita?

Bila dilihat dari biografi orang-orang besar dan tokoh-tokoh intelektual dunia yg pernah ku baca bawah ternyata mereka orang2 hebat tidak lahir dari kehidupan yg diwarnai dengan kegalauan, bermalas-malasan, dan keputus asaan. bahkan tak sedikit dari mereka lahir dari kehidupan yg sederhana, tertindas dan terbatas .

Ibnu sina misal, bisa kita lihat bagaimana kiprah ny sejak kecil hidup nya tidak jauh-jauh dari genggaman "kitab", kebiasan "membaca" mengasah otak dan pemikirannya hingga bisa menemukan ilmu praktik dan teori kedokteran. sampailah ia dijuluki sebagai bapak kedokteran di usia yg ke 18 Tahun.

contoh lain badiuzaman said nursi, buya hamka dan natsir. Satu tokoh pendidikan turki di masa mustafa kemal atarturk , dan 2 tokoh indonesia , walau mereka hidup dari penjara ke penjara namun karya nya tak terpenjara bahkan bisa kita kenang dan kita nikmati saat ini. Begitu pun masih banyak tokoh intelektual lain.

Lalu bagaiamana dengan kita?

Karena Memang Hanya ada 2 pilihan yg bisa kita pilih , menjadi orang terkenang atau menjadi orang yg terlupakan. iya, Itu lah hidup.

Ikhlas dan Sabar

Nabi ibrahim as bapak tauhid kita telah mengajarkan teladan tentang arti ikhlas, singkat cerita ketika Tuhan menguji ibrahim untuk mengorbankan anak semata wayang nya yaitu nabi ismail as agar disembelih untuk di qurban kan, namun dengan dasar atas ketaqwaan ibrahim ia pun mempasrahkan anaknya untuk di serahkan kepada Allah. bayangkan anak satu-satu nya yg telah dibesarkan selama ini kemudian setelah dewasa di minta oleh Allah untuk di qurban kan, bapak siapa yg akan menerima begitu saja agar anaknya disembelih ? 

Namun tidak bagi ibrahim, baginya tidak ada yg bisa menghalangi ketakwaan nya kepada Tuhan.
memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Keteladanan dan ketakwaan ibrahim Kemudian mengalir di darah ismail As anak semata wayang nya, dengan dasar ketakwaan dan kepatuhan nya kepada Tuhan dan bapaknya beliau pun mengajarkan kita tentang ilmu sabar, sabar melaksanakan perintah dan sabar di tengah ujian.

Ikhlas dan sabar telah di teladankan oleh ibrahim dan ismail, maka ibadah qurban yg dirayakan pertahun telah bertahun-tahun adalah simbolisme pengorbanan. Jadi "Qurban" makna nya bukan hanya soal memberi dalam materi namun meningkatkan takwa dengan dasar keikhlasan dan balutan kesabaran.

KARENA Ikhlas adalah dasar pertama dalam berkorban dan sabar adalah penopang utama dalam pengorbanan.

Selamat idhul adha 1437 H.

Pemimpin

"Santun dan keteladanan" adalah sifat yg seharusnya melekat dalam jiwa setiap pemimpin. karena pemimpin bukan hanya tentang jabatan , jabatan hanya soal posisi sedangkan kepemimpinan adalah soal kontribusi.

Bila kita perlu contoh maka Baginda Nabi Muhammad Saw adalah contoh pemimpin yg tiada tanding. Jiwa kepemimpinannya ter asah sejak kecil , Agama islam yg ber awal dari hanya segelintir orang sampai tersebar di seluruh penjuru dunia adalah bukti soal kiprah kesuksesan beliau sebagai nabi dan pemimpin islam (ulama dan umaro).

Kontribusi nya, kesederhanaan nya dan strategi nya adalah teladan, terutama tentang karakter dan sifat yg melekat dalam diri nya; sifat sidiq (jujur), amanah (tanggung jawab), fatimah (cerdas), tabligh (mebyampaiakan) serta sifat kejujuran nya (Al-Amiin) menjadi modal dan kunci keberhasilan dawah dan kepemimpinan nya.

Pemimpin adalah pengaruh, dan memperngaruhi adalah seni kepemimpinan , sedangkan suri tauladan adalah cara dan proses menggapai kepemimpinan. Maka ini adalah kunci modal utama yg wajib dimiliki, karena pemimpin adalah panutan bukan pengobral kedustaanral kedustaan

Catatan Perjalanan

Bangsa yunani dalam mitologi nya menempatkan manusia sebagai makhluk bodoh, karena kebodohannya manusia membutuhkan dewa untuk menuntun nya menuju kecerdasan.

Sedangkan filsafat kontemporer barat menetapkan manusia sebagai bagian dari unsur mekanisme hidup, yg karenanya Manusia hanya sebagai pelengkap kehidupan.

Sedangkan kaum nasrani menganggap bahwa manusia merupakan makhluk yg lemah dan berlumur dosa sehingga karenanya membutuhkan Tuhan untuk menebus dosa-dosa manusia.

Sesungguhnya Manusia adalah makhluk merdeka, gelar Khalifah di bumi menjadikan manusia lebih mulia dan terhormat, begitu kata islam.

Islam agama yg sempurna, mendefinisikan manusia dan mengangkatnya begitu mulia.
Bahkan, makhluk lain pun enggan menerima amanah Nya karena begitu berat memikulnya.
Manusia adalah makhluk yg diberi keistimewaan oleh Tuhan. diberi kelebihan dalam penciptaan, diberi kemuliaan dalam kedudukan.

Kata Allah dalam kitab suci bahwa untuk menjadi manusia yg sempurna agar kita meraih kehidupan bahagia serta haqiqi maka bisa kita lakukan dengan cara terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Nya, salah satunya dengan meneguhkan sabar dan terus bersyukur.
Karena pada Nya kita berasal dan kepada Nya pula kita kan kembali.

Catatan perjalanan,
Malam Ahad Surakarta, 15 Oktober 2016
Kaum santri sebagai bagian dari masyarakat Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia.

Resolusi jihad oktober 1945 adalah bentuk perlawanan kaum santri atas segala macam tekanan dan penindasan kolonialisme yg terjadi pada saat itu di segala penjuru tanah air.

Sejarah telah membuktikan bahwa Spirit santri adalah Spirit perlawanan dan spirit perjuangan.
kini perlawanan santri bukan lagi tentang perjuangan fisik melawan musuh-musuh nyata tapi tantangan santri adalah tentang revolusi santri untuk bisa beradaptasi melawan entitas-entitas musuh tak kasat mata di dalam perubahan zaman..

Selamat Hari santri Nasional, 22 Oktober 2016

Sabtu, 02 April 2016

Kebahagiaan

Jika kita menggantungkan kebahagiaan kepada harta, popularitas , prestise, keindahan, rasa senang manusia kepada kita, serta hal lain yg tidak mudah kita capai, maka yakinlah bahwa kita tidak akan pernah menemukan jalan yg pasti untuk mencapainya, bahkan malah terkadang kita terjatuh dalam kekecewaan karena tak mampu mewujudkannya.

Akan tetapi, hal demikian bukanlah halangan bagi kita untuk mencari kebutuhan materiil tersebut, karena memilikinya jauh lebih baik daripada tidak.
Hanya saja kita tidak boleh mengorientasikan hidup kita semata mata hanya untuk memenuhi seluruhnya, karena kebahagiaan haqiqi adalah JIKA kita mampu mengorientasiakn kehidupan kita untuk kehidupan yg haqiqipula (akhirat). Semoga kita bisa mencapai kebahagiaan yg demikian.

Sukoharjo,07 februari 2016

Islamic concrete solutions Transformation of Life



Today the world has changed, changed following the path of life is transformed in accordance with the dynamics of the flow of life in it. Changes occur not only in terms of lines of natural resources became a settled us or our lives, but change happens has to subjekktifitas rooted in the life of human resources itself.
Human resources is different era now adjust to kulturisasi which has become the custom of the time, unlike the tangible notwithstanding the same in essence.
The transformation of life that is currently happening is part of fitroh human life, but in this case does not mean that we as humans are resigned to fitroh which has been destined by Him we should be aware that changes in life that exist today is because since the shift in culture or cultures constructed and power is the source of life style of life.
menggebrakan themselves with the reality that there is a way that then we are aware of the process of our lives today.
sekulrisme presence, communism or schools of human thought which is currently growing rapidly in this life is due to the weakness of-rows rows of Islam who can not afford meraptakan row.
Streams of human thought as secularism, atheism, communism and isms other is the product of man who always had the interest to transform themselves in accordance with the orientation and unrest are drafted in such a way that later humans involved mengapresisasi thought-pemikiranya that will keep people from kehidupanya essence, that the worship of the one God.
Islam as Dien and is a religion that directly ciptkan by God is one solution konkert to be footing unrest-kerasahan that reported by people from across the ages, and we as adherents Muslims should continue to maintain unity to continue mnejaga purity of Islam until the end of life this berahkhir.
Akhirul kalam ber transformation congratulations to comrades Indonesian Islamic Student Central Java ( Pw Pii Central Java ) at the Plenary III in Dodeti 11-13 March 2016.
Hopefully more progressive in moving and always Istiqomah as the chain of unity of Muslims.
Al Hikmah Unnes
12 March 2016/3 Jumadi End 1437 H
1:55 pm.

“Densus 88 anti Teror atau Peneror?”

Oleh : Azmi Al Amien



Beberapa hari yang lalu publik dunia sosial di hebohkan lagi dengan ulah aparat negara, kali ini kehebohan tersebut bukan karena ulah angggota dewan yang ketahuan tidur di sela-sela rapat di senayan atau bukan juga karena presiden jokowi yang sedang melakukan ritual pencitraan “blusukan” ke masyarakat desa atau pesisir, namun kehebohan kali ini dilakukan oleh aparat negara yang mengatasnamakan diri sebagai pasukan anti teror atau yang biasa dikenal dengan pasukan densus 88 yang melakukan tindakan sewenang-wenang.
Begini kronologinya, Pak suyono imam sebuah dimasjid di klaten selepas melaksanakan shalat maghrib masjid tiba-tiba di tangkap oleh densus 88 dengan dalih “terduga” teroris, ketika penangkapan dan dibawa oleh densus 88 dengan keadaan sehat namun beberapa hari kemudian pasca penangkapn keluarga dan publik dikabarkan dengn berita mengejutkan yang menyatakan bahwa suyono telah meninggal dunia, Sebuah kabar tak mengenakan.
Suyono adalah yang menjadi korban sekian ratus dari ratusan korban lainya yang dilakukan oleh densus 88 dengan status masih “terduga” belum tersangka, status “terduga” seharusnya bukan menjadi bukti untuk berbuat sewenang-wenang sampai kemudian menelan korban.
lagi-lagi dalih “terduga” teroris seolah-olah menjadi sebuah pelampiasan perbuatn sewenang-wenang aprat negara untuk menghukum sehabis-habisnya tanpa bukti yang kuat dalam menegakan hukum.
Kemanakah keadilan hukum selama ini? Apalagi kasus semacam ini sudah terjadi berkali-kali tanpa di usut tuntas hingga ke ranah pengadilan atau hukum.

Menurut data Badan Intelegen Nasional (BIN) tahun 2002 ketika pasca terjadinya kasus bom bali densus 88 mulai di bentuk dengan campur tangan dan di sokong dana dari amerika, dengan tugas utamanya yaitu melawan “terorisme”. namun kurang lebih 14 thun densus 88 bekerja belum melakukan tugas secara maksimal sesuai denga tugasnya.
Menrut data telah ada berpuluh orang korban salah tangkap dan ratusan orang yng menjadi korban kebiadaban densus padahaal baru “terduga” dan dalam hal ini islam selalu menjadi korban di diskreditkan untuk di serang kemudian Al Quran kitab suci umat islam selalu dijadikan sebgai alasan bukti kuat dalam setiap penangkapanya. Sungguh ironis.
Bila kita lihat selama ini bahwa terorisme itu selalu yang berbau-bau dengan issue islam, namun bila kita lihat secara luas bahwa yang dimaksud dengan teroris adalah ‘‘orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut”, namun pasca kejadian Pengeboman WTC tahun 2001 selalu islam yang dilibatkan sebagai oknum teroris padahal tak semuanya demikian.
Kita lihat kasus kejadian pemberontakn masjid di papua yang dilakukan oleh masyrkt mayorits kristen disanah namun kemudian publik atau media tidak meenyebut mereka sebagai teroris?
Bahkan peristiwa demikian sering terjadi namun solah-olah media tak minat untuk memblow up berita yang tidak berbau tentang keislaman seperti kasus tersebut.
Pasca kejadian suyono berbagai aspirasi dari berbagai elemen menginginkan densus 88 di bubarkan dengan alasan sudah banyak korban salah tangkap yang di rugikan dan begitu juga korban meninggal dengan statsus baru “terduga”, ada juga yang menginginka harus ada perbaikan menejemen densus secara total harapanya agar peristiwa demikian tidak terjadi lagi.
Sudah beberapa kali ini penangkapan yang di lakukan densus dengan melanggar norma etika dan hak asasi manusia, bahkan sampai menakut-nakuti dan menimbulkan “trauma” pada anak-anak korban dan msayarakat yang ada di lokasi terutama anak-anak.
Jadi sebenarnya densus 88 itu anti teror atau peneror?

Masjid Jogokriyan Yogyakarta, 18 Maret 2016
23.19 wib

Minggu, 06 Maret 2016

Perjuangan Diri


Dalam berjuang "strategi" akan menjadi modal utama para "pejuang" untuk memenangkan perjuangan , misal saja dalam dunia olahraga permainan kita kenal dengan istilah "taktik dan formasi" dimana setiap posisi memiliki fungsi masing-masing menformasikan diri untuk saling mendukung dan menguatkan dalam rangka pencapaian hasil yang maksimal.

seharusnya dalam perjuangan diri pun bisa di terapkan demikian, diri kita tak ubahnya seperti benteng pertahanan yang akan terus di bombardir oleh musuh/lawan yang juga melekat dalam diri kita sendiri yaitu ''hawa nafsu" , bila mana benteng pertahanan kita lemah maka dengan mudahnya "nafsu" akan menang dan kita kalah maka kita akan menjadi budak dalam permainan diri namun bila mana pertahanan kita bisa kita formasikan dengan baik entah itu diisi dengan "ilmu terutama keimanan" maka minimal kita bisa mencegah nafsu untuk melawan atau merasa terkontrol dan terawasi.

analogi yang paling ringan tentang kedirian diri , begitupula dalam dunia kelompok, "perpecahan" menjadi tantangan dan musuh besar di sisi lain juga "perpecahan" merupakan fitrah kehidupan, sehingga "merapatkan shaf" adalah hal yang menjadi prioritas utama untuk menjadi awal modal "pergerakan dalam perjuangan".

Balai Tranmigrasi Semarang,  21 februari 2016

Hakikat Hidup

Dinamika Kehidupan akan terus berubah namun hakikat kehidupan akan tetap sama. kawan, sahabat, keluarga, lingkungan, dan usia adalah waktu serta realitas yg hanya sepintas berlalu lalang.
Semoga kita kokoh dengan titah Tuhan Yang Maha Esa (Allah Swt) walau belenggu nafsu tidak akan pernah henti sampai kehidupan mati.
Ya Robb Lindungi hamba, keluarga dan hamba para pejuangMu dari belenggu dan kesesatan dunia yg semu, tautkanlah hati untuk selalu mengabdi. Sekali lagii, Tautkanlah hati ini untuk mengingat dan selalu mengabdi.

Semarang, 23/02/2016

Siapa "Aku" ?

Kebiasaan manusia itu sering kali "mengakuisisi" atau mencitrakan dirikan diri dengan bangga kepada hal "keakuan", padahal "aku" bukanlah seperti "aku" yang kita kenal, karena "aku" hanyalah simbolisitik wujud dari kebesaran keAkuan sejati, siapa lagi kalau bukan keAkuan Tuhan ?
Kalau kata Emha "aku" adalah serpihan-serpihan yang membentuk jiwa karena jati diriku bukan "aku" tapi apa yang ada di belakangku.

Quotes facebok 27 Februari 2016

Selasa, 12 Januari 2016

Hari Santri Nasional


Menjadi "santri" atau bisa merasakan pendidikan ala pesantren adalah salah satu mimpi sederhana saya dulu waktu kecil . entah mengapa bisa demikian, impian itu masih terbesit hingga sekarang.
adanya 22 oktober dijadikan hari santri nasional setidaknya sedikit bisa merasakan ruh ghiroh spirit kebangkitan "kaum santri" dan menjadi awal pendobrakan untuk keluar dari kejumudan.
di sisi lain hari santri nasional bisa juga menjadi awal untuk melahirkan hari-hari lainya yang bersifat sekte dan mengkotak-kotakan umat/bangsa yang pada akhirnya bisa menyebabkan boomerang teerhadap kehidupan umat itu sendiri.
apapun itu saya ucapkan selamat Hari Santri Nasional,.
hal yang terpenting adalah jangan ngaku sok santri kalau kesantrianmu hanya menjadi sebuah budaya "identitas" tampilan busana, fisik dan meneruskan tradisi tanpa dasar semata. karena santri yang sejati adalah dia yang "berintelektual" selalu "cinta" akan kebenaran dan selalu menjunjung tinggi hakikat kebenaran itu di tempat manapun dan di waktu kapanpun..

Al Hikmah Unnes, 22 Oktober 2015

'' Waktu dan Kehidupan ''


Kehidupan akan terus berlalu, berposes dan berubah-ubah. dulu kita anak-anak, saat ini kita dewasa dan kelak kita akan tua *iya kalau di beri kesempatan umur* dan begitu seterusnya sampai waktu akhir akan tiba.

konon katanya banyak orang tua menyesal dengan kehidupanya karena tak bisa memanfaatkan kehidupan di masa lalunya dengan baik, baik itu ketika masa anak-anak atau masa dewasa. sayangnya waktu tak bisa di putar dan diulang. sehingga di masa tua-nya dia hanya bisa memberi petuah-petuah kepada anak dan cucunya sebagai pembalajaran dari wujud rasa penyesalan dan pengalamanya di masa lalu kepada generasi harapan yang akan memegang amanah kehidupan ini kelak

konon katanya lagi waktu itu ibarat seperti benih, dan benih itu adalah do'a. ber ikhtiarlah dengan usaha dan ber tawakalah dengan harapan (mimpi) maka semoga kau pun bisa memetik proses kemanusian itu dengan hasil yang baik pula di kemudian hari,.


Bahwasanya manfaatkanlah kehidupan yang ada dengan sebaik-baiknya, agar kelak kaupun juga bisa menikmatinya dengan baik. entah itu manis atau pahit nikmatilah..

Lantas Dia pun Menjawab : "Demi Masa!! sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

aku pun tersenyum dan mencoba merenungi petuah-petuah yang dikatakan oleh-Nya..
*waktunya bermain yaa bermain jangan kau usik proses bermainmu sebelum kau sendiri yang dipermainkan*
*waktunya belajar yang belajar jangan kau fikirkan hal lain yang bisa mengganggu proses belajarmu*
** Manfaatkanlah "masa" sebelum datangnya "masa" **

Fik Unnes, 27 Oktober 2015

REFLEKSI SOEMPA PEMOEDA


Kehidupan yang serba ada saat ini seringkali menjadikan kita lupa pada masa-masa kisah dan cerita sejarah kelam kehidupan bangsa seperti penindasan dan keterbatasan kehidupan manusia yang justru menjadikan kita kaum muda dulu penuh dengan semangat perjuangan yang membara..
Namun sayangnya kehidupan yang hedonisme dan semakin maju seolah-olah menjadikan kita terlena dan tak terbadaya akan kehidupan yang ada..
Seperti halnya kita Kita kaum pemuda yang lebih memilih untuk berfoto selfie dan berselancar ria dengan teknologi produk kapitalisme daripada merasakan keprihatinan kaum miskin yang banyak kelaparan dan rela mengorbankan nyawa demi sesuap nasi.
Kita kaum pemuda terlalu apatis terhadap problematika keumatan dan lebih enak kumpul dan nongkrong-nongkrong di jalanan sambil menggenjreng gitar dengan asap rokok yang bertebar di udara..
Kita kaum pemuda yang konon katanya poros perjuangan bangsa, namun ternyata terlalau nyaman dan asik menikmati uforia kehidupan zaman yang serba mudah dan canggih daripada membuka lembaran-lembaran buku yang menurutnya membuang-buang waktu saja!
Kita kaum pemuda sudah lupakah akan idealisme dan ruh perjuanganmu ketika tertindas?
Idealisme dan semangat perjuanganmu yang konon katanya setiap malam diwuujudkan dengan assik berkumpul, bercengkramah dan mendiskusikan solusi problematika bangsa bukan malah menambah masalah bangsa.
Kita Pemuda yang konon katanya selalu berkontribusi terhadap kemajuan kondisi lingkungan di sekitarnya bukan malam menjadi sampah masalah yang menambah keruh permasalahan disekelilingnya.
Aah pemuda darah mu masih segar untuk dikorbankan..
Semoga sisa semangatmu masih ada untuk di korbankan demi kemajuan peradaban , karena kemajuan umat dan bangsa dimasa depan selalu di rindu oleh kita kaum papa yang tak bisa apa-apa..

Wahai pemudaa !! 
ketika kita berani dipimpin artinya kita juga siap dan berani untuk memimpin..
Maka Pemuda terus Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan bergerak hanya karena masih hidup..

Selamat hari Sumpah Pemuda !

Salam dari Ruang Ta’mir Musholah Al Hikmah Unnes 28 oktober 2015..

Kita Mah Apa Tuh !


Menyaksikan dagelan tokoh Penguasa politik bikin semakin geram , apalagi kasus freeport yang tak kunjung usai. Belum selesai mama minta pulsa kini papa minta saham, nanti anak mau minta apa? Belum tetangga, Pak RT,, Pak Lurah dll !

Adakalanya tak selamanya orang pintar itu pintar dan kepercayaan dibalas pertanggungjawaban, karena selama kekuasaan dan harta tak dilawan dengan "iman" maka kita hanya akan jadi manusia yang mudah di permainan kan oleh para syaitan.

Dalam negara yang sedang sakit, freeport yang dipegang dan dimainkan kaum elit, kita rugi dan menjadikan masyarkat semakin menjerit. Aaah krisis negara memang Pelik..

Memang Yang paling urgent dibutuhkan Negara saat ini adalah pemimipin yg benar-benar berani tampil ke depan dengan tegas dan lantang untuk kebenaran dan kebaikan, demi kesejahteraan bukan demi kekuasaan !

Intinya ndonesia saat ini sedang Darurat krisis "kepemimpinan" !
Atau mungkinkah karena pendidikan Moral dan akhlak kita saat ini sedang mendekati kehancuran.?
Ruang Kuliah, 5 Desember 2015

Balada Negeri Bebek


Negeri ini terlalu baik untuk orang orang buruk,
Terlalu sayang untuk orang orang yg tak ber peri kasih sayang,
Terlalu cinta pada kekayaan sampai ter eksploitasikan,

Negeri ini memang terlalu eman, gunung emas dikeruk oleh kaum kapitalis dan kaum elit yg hidup nyaman, sedangkan kaum jelata hidupnya makin menderita dan penuh kesengsaraan..


Negeri ku, sampai kapan kebiadaban terus menjadi kebenaran ?
Kesejahteraan menjadi kesengsaraan, dan kebohongan menjadi kejujuran?

Aku tak tega melihat anak cucu ku nanti hidup dalam penderitaan dan korban kebiadaban penguasa yang tak tau kejujuran keberanian dan kebenaran.
Semoga saja Tuhan masih mau dan sudi melindungi Negeri tercinta ini.. aamiin

Musholah Al Hikmah Unnes,10 Desember 2015

Manusia Pembelajar



Seringkali kita menyebut diri sebagai manusia belajar manusia pembelajar, Saya rasa setiap manusia adalah makhluk pembelajar.

Sebagaimana sang pencipta membekali manusia dengan akal yg memiliki fungsi strategis untuk mengelola dan menjaganya sebagai khalifah di bumi, sayangnya seringkali kita tak peka atau lalai akan esensi tugas kita yg sesungguhnya hidup dunia ini.

Sejatinya menjadi pembelajar adalah tugas setiap manusia, dimulai dari memanfaatkan akal dengan berfikir secara naluri bukan dengan nafsu serta mampu mengkondisikan kondisi bukan pasrah akan kondisi.

Dan yg terpenting ketika kita mengerti akan filosofi orientasi hidup kita sebagai manusia, maka saat itu lah kita sedang menjadi manusia pembelajar..


*ocehan rindu yg mungkin tak dirindukan oleh mu yg ku rindu*

Kertajaya, Jakarta-Semarang 13 Desember 2015

Sajak Training

Permainan peserta LKP PII Rembang Jateng Desember 2015
Berjuang untuk ber proses adakalanya tidak mengenal dimensi waktu dan situasi/ kondisional yg ada. pembelajaran yg demikian akan membesarkan jiwa, menguatkan mental dan mempekakan perasaan kita dengan realitas sosial yg sewaktu waktu berubah hadir di sekeliling kita. seperti hal nya hidup ini yg harus kita hadapi walau dihadapan kita senantiasa berbeda dengan apa yg di harapan.


Manusia pembelajar akan terus mereformasi diri setiap waktu untuk menjadi manusia secara seutuhnya..
Logika bermain, hati merasa dan iman selalu menjadi pondasi sebagaimana semestinya..
Selamat berjuang kembali ke medan juang kehidupan
Lasem (Rembang),29 Desember 2015 .

Cinta

Hidup tanpa cinta memang absurd rasanya, apalagi cinta tanpa hidup.
sejatinya hidup ada karena adanya cinta, begitu pun bila cinta ada maka kehidupan pun jauh lebih hidup.
seringkali dalam hidup kita jauh lebih cinta akan proses mencintai, sedang kita lalai bahwa cinta pun perlu kita maknai.
bicara tentang memaknai, cinta memang sulit dimaknai, yg jelas bukan sekedar kita berkata atau kita bertindak membuktikan cinta, karena cinta bukan sekedar membuktikan tapi jauh daripada itu,
kita perlu menyaksikanya,merasakannya, merenungkanya, dan menggelorakanya..
cinta itu bukan soal rasa tapi kesaksian diri bahwa kita bisa merasakanya..
semoga kita termasuk orang-orang yg menyaksikan, merasakan, merenungkan dan menggelorakan kehaqiqian cinta, cinta abadi, cinta sejati, cinta Illahi Robbi.
maka cinta-cinta semu yg lainya akan datang dengan sendirinya tanpa perlu susah-susah mengejarnya..
cinta itu sulit di definisikan tapi bisa dirasakan, seperti halnya keberadaan Allah sulit kita cari wujudnya, namun keberadan dan kehadiran Cinta Nya bisa kita rasakan sebagai makhluk ciptaan Nya, itulah kehaqiqian cinta sejati..

terimakasih karena bagiku bukan "aku mencintaimu karena Allah akan tetapi berkatmu aku bisa mencintai Allah.."
*gerimis senja menemani kehangatan cinta bersama keluarga


Tegal,05 januari 2015