Realitas ibarat sebuah panggung pentas drama yang manyajikan lakon
kebaikan dan keburukan, kepatuhan dan pengingkaran, kepedulian dan
keangkuhan.
Realitas Berkurban mengajarkan tentang solidaritas
sosial. Solidaritas sosial yang menjadi inti pesan kurban, seyogyanya
mengarahkan pada peran-peran individu di masyarakat berbasis semangat
komunitarian atau semangat ke-kita-an. betapa sempurnanya Islam tidak
hanya mengatur tentang ke Aku-an (private) tapi juga ke-kita-an.
Perayaan hari raya Idhul adha menjadi momentum untuk meneladani kisah
nabi Ibrahim dan ismail. Mengurbankan jiwa, harta dan segala sesuatu yg
sejatinya hanyalah sebuah titipan. Itulah substansi qurban semua akan
dikembalikan untuk keridhoan Allah (Tauhid) seperti yg tercantum dalam
Qs. Ad dzariyat : 56 dan Al Ikhlas.
Kurban bukan hanya tentang
ibadah, kurban juga bagian dari wujud aksi solidaritas sosial
(keumaatan). Membrantas sekat status sosial masyarakat, Yg mampu
membantu yg tidak mampu , yg tidak mampu sambung kekeluargaan dgn yg
mampu. Maka mitos yg kaya makin kaya dan yg miskin makin miskin akan
terbantahkan dengan konsep islam seperti qurban, zakat dll. Islam itu
adil dan menjujung tinggi keadlian.
Masjid Darussalam
Kademangaran sebuah masjid yg terletak di tengah sebuah kampung kecil
bernama Kademangaran Kab. Tegal. Sebagai sebuah kampung yg mayoritas
masyarakat bekerja di bidang buruh pertukangan (batu bata, meubel,
sarung tentun) dll. namun ternyata masyarakatnya memiliki kemampuan
solidaritas sosial yg tinggi.
Setelah kegiatan sunatan masal yg
menggratiskan 40-an anak2 dhuafa (kurang mampu) beberapa bulan yg lalu
Momentum kurban di masjid darussalam menjadi sebuah kegiatan rutin yg
mungkin ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bukan hanya tontonan pada saat
penyembelihan tapi juga menghidupkan ekonomi micro di sekitar masjid
(pedagang). jumlah hewan yg dikurban Alhamdulillah selalu cukup relatif
banyak ditiap tahunya.
Tahun lalu total 50-an kambing yg
dititipkan ke panitia masjid untuk dikurban dan tahun ini Alhamdulillah
meningkat sampai tembus 73 ekor yg di sembelih, Rekor baru. walaupun
sapi menurun dari yg tahun lalu 7 dan kini menjadi 5 ekor sapi.
Bagi saya ada hal nilai prinsip yg perlu dicontoh dari kejadian ini.
Sebuah masjid yg terletak di sebuah kampung kecil dengan jumlah kurban
sebanyak itu, ini termasuk jumlah yg cukup banyak. Ini baru satu masjid
belum lagi di beberapa masjid yg belum terhitung. Mungkin jika dijumlah
totalnya sampai ratusan.
Artinya nilai-nilai solidaritas sosial mayarakat kademangaran begitu tinggi.
Contoh konkret ialah tentang Guyub rukun solidaritas sosial masyarakat,
dengan kultur masyarakat yg muktikultural dengan berbagai macam
bakground. Semua Guyub rukun, tua-muda, anak-anak, bapak-bapak dan
emak-emak menjadi satu, saling bahu dan saling membantu menghidupkan
masjid untuk kesejahteraan sosial keumatan.
Semoga ini bisa
menjadi contoh untuk yg lain, kultur positif masyarakat yg harus terus
dijaga. Tentunya bersamaan solidaritas yg tinggi semoga ditunjang dengan
kesejahteraan masyarakat yg tinggi pula dan yg paling penting masjid
tetap manjdi Problem solve atau bagian dari pemecah solusi masalah
keumatan bukan hanya tempat sakral untuk beribadah saja. Aamiin
Selamat idhul adha 1439 H.
Tegal, 22 Agustus 2018